Saya romy kermite yang biasa disapa romy oleh orang-orang di daerah saya (Ambon) saya adalah owner dari Trotoar kopi. cafe trotoar merupakan tempat yang saya gunakan untuk menjual kopi dan beberapa menu Lainya seperti tembakau, pisang goreng, sukun goreng, kentang goreng, juga pulut siram, ada juga kopi tanpa bumbu. kopi tanpa bumbu merupakan kopi yang diolah tanpa menggunakan campuran apapun agar pengunjung bisa merasakan kopi maluku yang sesungguhnya. tembakau juga saya jual karena kebanyakan orang yang meminum kopi juga menghisap rokok, saat pertama saya menjual kopi, kopi tersebut berasal dari kampung saya sendiri yaitu kopi original ariate kopinya juga saya masih pakai sampai sekarang bukanya hanya kopi dari kampung saya tetapi saya juga memesan dari papua, jawa dan aceh, jadi saya namakan kopi nusantara karena kopinya bukan berasal dari maluku saja tetapi juga luar maluku. trotoar kopi merupakan gagasan oleh saya pada saat wabah covid’19 pada saat itu ppkm berlaku semua orang jenuh di rumah. saya dan kawan-kawan mulai menggagas bagaimana cara agar tidak terlalu tinggal di dalam rumah tetap harus diluar rumah dan bisa menikmati kopi di jalanan.


pada tanggal 12 maret 2021 saya dan kawan-kawan mulai menukar pikiran dan akhirnya jadilah dengan apa yang kami inginkan, pada saat itu juga saya dan kawan-kawan mulai menjual kopi di jalan patimura Ambon karena disitu ada trotoar yang sudah di buat tempat duduk jadi kami bisa menjual kopi disitu, seiring waktu berjalan saya seduh kopi di jalanan selebihnya seduh kopi di lapangan merdeka dan sayadidatangi olehketuadinaspariwisatakabupatenserambagianbaratdiabertanya anda menjual kopi? saya menjawab iya, apakah bapak mau minum kopi? dan ia menjawab boleh, dia mulai minum kopi buatan saya, dia bertanya kopi ini berasal dari mana? dan saya menjawab kopi buano seram bagian barat pak kepala dinas pariwisata tersebut heran karena dia baru tau ada kopi di daerah tersebut dan ia bertanya saya harus membayar berapa? dan saya mengatakan apabila bapak menghargai kopi dari seram bagian barat berapapun yang bapak berikan saya terima dan ia membayarnya seharga seratus ribu rupiah. apabila saya menyeduh kopi dengan pejabat saya tidak meminta harga berapapun yang mereka berikan saya menerimanya karena yang saya inginkan seperti apa mereka menghargai kopi yang berasal dari maluku dan berapa nilai yang mereka berikan kepada kopi Asli dari maluku. dan situlah saya mulai menyeduh kopi di jalanan dan akhirnya saya mulai kepikiran untuk membuat sebuah cafe yang dinamakan cafe trotoar kopi.

Podcast interview Romy Kermite

agunan yang sekarang saya gunakan pada tangal 12 maret 2022 saya tidak menyangka bahwa saya menggunakan bertepatan dengan tanggal dan bulan pertama saya menjual kopi di jalanan. Bagunan ini merupakan bekas apotik yang begitu lama kosong dan terabaikan, saya tidak mau tempat ini menjadi tempat dimana anak-anak mudah mabuk-mabukan dan membuat hal-hal yang tidak diinginkan. saya meminta izin dari pemiliknya agar saya bisa menggunakannya dan pemilik menyetujuinya tanpa, dibayar sepeserpun. tiga bulan berjalan saya mulai menatanya menggunakan kayu bekas yang di kemas barang yang dibawakan oleh pemungut sampah, sebagian orang mengatakan tempatnya kelihatan tidak bagus tetapi yang sebagian juga mengatakan tempatnya unik dan asik. saya menatanya menggunakan apa yang saya inginkan saya tidak mau mengcopy paste Desain tempat kopi orang lain di luar sana karena semua yang saya buat itu dia lahir dari nalar saya.

© 2023 Pasar Cerita ™ of PT MeraC Tunggal Mitra

Translate »